Beberapa minggu belakangan banyak yang menanyakan tips and trick untuk mendapatkan beasiswa kepada saya. Berhubung sudah banyak blog yang menceritakan pengalaman mendapatkan beasiswa (Khususnya LPDP) saya memutuskan untuk tidak menulisnya. Alasan lainnya, saya lebih memilih untuk mengobrol dan bertemu langsung. Selain mempererat silaturahmi, saya juga bisa mengobrol banyak hal diluar pembahasan beasiswa. Namun, terkadang saya menyadari ada beberapa hal yang lupa untuk saya sampaikan dan akhirnya banyak teman saya yang menyarankan untuk menuliskannya saja di blog. Oke baiklah akhirnya saya menuliskan pengalaman ini di blog :)
Sebutlah saya seorang yang visioner, saat itu saya baru menjadi mahasiswa tingkat 4 di ITB (Agustus 2014) dan melihat masih ada banyak resolusi tahunan yang belum saya kerjakan salah duanya adalah belajar bahasa baru dan belajar ielts atau toefl. Saat itu saya memutuskan untuk belajar bahasa Jerman dan toefl. Saya belajar Bahasa Jerman di UPT Bahasa ITB (not bad, alhamdulilah saya mendapatkan guru yang baik, pintar, dan beliau cukup aktif di DAAD). Namun, untuk toefl saya perlu melakukan beberapa survey agar menemukan tempat les yang bagus dan sesuai di kantong. Setelah survey ternyata saya lebih terpengaruh teman saya untuk belajar ielts saja. Akhirnya saya les di Blessing Course Jalan Sudirman, Bandung. Tempatnya agak kurang bagus, tapi sistem belajar dan gurunya sangat super recommended. Lagipula harganya cukup murah 2,5jt untuk 10 kali pertemuan yang setiap pertemuannya menghabiskan waktu sekitar 3 jam.
Masa les dimulai, saya sudah merencanakan untuk tidak aktif lagi di organisasi saat tingkat 4, namun kenyataannya saya masih harus rapat hingga malam hari di kampus dan ada beberapa mata kuliah yang tugasnya cukup menguras waktu. Semester 7 menjadi semester yang cukup sibuk dari mulai menyicil Tugas Akhir (TA), kuliah, tugas kuliah, dan 2 les sekaligus. Di akhir les Bahasa Jerman ada beberapa tes yang perlu dilakukan untuk mendapatkan sertifikat. Namun ternyata tes tersebut berbarengan dengan waktu UAS, dengan kesibukan yang cukup padat saya hanya pasrah nilai tes saya akan bagus. Alhamdulilah nilai terjelek saya 7 skala 10 untuk kemampuan berbicara. Untuk les ielts, awalnya saya merasa belum siap untuk mengambil tesnya karena saya hanya melakukan resolusi tahunan saja. Apalagi biaya untuk tes ielts cukup mahal sekitar 2,3jt ($195) dan dikhawatirkan saya tidak dapat memenuhi target yaitu 6,5 (dulu kalau ditanya mau S2 dimana selalu jawab Jerman dan semua jurusan di semua univ Jerman memerlukan nilai minimal 6,5). Namun teman saya selalu mendukung dan memotivasi saya bahwa saya mampu memenuhi target. Akhirnya saya mengambil tes tersebut setelah mendapat izin dari papa jikalau saya harus mengulang.
Lalu bagaimana hasilnya? seusai dengan dugaan saya overall 6. Nevermind, hasil ini membuat saya bertekad untuk belajar lebih giat di tes selanjutnya. Saya mendapatkan hasil ielts pada bulan Januari 2015, saat bulan Februari 2015 teman saya memberitahu saya bahwa dia telah diterima di Wageningen University (WUR), Belanda. Saya tidak pernah tertarik untuk kuliah di Belanda, sampai teman saya untuk kesekian kalinya mempengaruhi saya mendaftar WUR. Awalnya saya hanya melihat-lihat websitenya apakah ada jurusan yang pas dan sesuai dengan nilai eilts saya. Ternyata ada yang pas yaitu Geo Information Science (GIS) (meskipun dulu pingin banget S2 di managemen atau bisnis). Akhirnya saya menyiapkan berkasnya (saya pikir gapapa deh buat iseng aja) yang terdiri dari motivation letter, transcript, bachelor degree (boleh menyusul), ielts, dan passport, sekarang sudah bertambah CV dan abstrak TA/skripsi, bisa juga dilihat disini (yang mau lihat berkas saya, feel free to ask)
Lima hari setelah pendaftaran saya mendapatkan email bahwa paspor saya ditolak karena habis masa berlaku Juni 2015 dan saya akan kuliah September 2015. Hopeless, udah yakin banget saya akan ditolak. Akhirnya saya mendaftar perpanjangan paspor 3 hari kemudian. Ketika akan melakukan verifikasi pendaftaran di email, ada email baru di kotak masuk saya. Ternyata itu email dari WUR, oke mari kita buka. Alhamdulilah, email tersebut berisi LoA Unconditional saya. Tanpa pikir panjang saya langsung meneruskan email tersebut ke teman saya dan papa. Bersyukur, terkadang sesuatu yang tidak terduga datang begitu saja, begitulah rezeki bekerja :)
-Jangan menyerah, kamu tidak pernah tau sudah sedekat apa kamu dengan keberhasilan-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar