Hakikat itu berasal dari hati kamu sendiri. Bagaimana kamu membersihkan dan melapangkan hati, bertahun tahun berlatih, bertahun tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam, dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Hadiah mendadak, kabar baik, keberuntungan, harta benda yang datang, pangkat, jabatan, semua itu tidak hakiki. Itu datang dari luar. Saat semua itu datang dan hati kamu dangkal, hati kamu seketika keruh berkepanjangan.
Berbeda halnya jika kamu punya mata air sendiri di dalam hati. Mata air dalam hati itu konkret. Amat terlihat. Mata air itu menjadi sumber kebahagiaan tidak terkira. Bahkan ketika musuh kamu mendapat kesenangan, keberuntungan, kamu bisa ikut senang atas kabar baiknya, ikut bahagia, karena hati kamu lapang dan dalam. Sementara orang orang yang hatinya dangkal, sempit, tidak terlatih, bahkan ketika sahabat baiknya mendapatkan nasib baik, dia dengan segera iri hati dan gelisah. Padahal apa susahnya ikut senang.
Itulah hakikat sejati kebahagiaan. Ketika kamu bisa membuat hati bagai danau dalam dengan sumber mata air sebening air mata. Memperolehnya tidak mudah, kamu harus terbiasa dengan hidup bersahaja, sederhana, dan apa adanya. Kamu harus bekerja keras, sungguh sungguh, dan atas pilihan sendiri memaksa hati kamu berlatih.
-ayahku (bukan) pembohong , tere liye-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar